Begitu Mario datang di tempat futsal umum, pandangan tidak mengenakan didapatin oleh dirinya. Di mana Harien yang menghajar Nanda habis-habisan. Bahkan Nanda tidak mendapatkan celah untuk membalas perbuatan kasar Harien.

“Harien!” Teriak Mario seraya melerai mereka berdua. “Kalian kenapa, bangsat?”

“Bangun lo, anjing! Jangan sok lemah!” Harien memberontak dari genggaman Mario yang menahan dirinya.

Nanda berdiri, membenarkan baju kusutnya. Matanya menatap malas Mario yang datang tidak diundang.

“Kalian kenapa?” Tanya Mario sekali lagi.

“Tanya sendiri sama temen palsu lo,” Seru Harien masih menatap tajam Nanda. Tangannya terkepal kuat menahan emosi.

Pandangan Mario beralih ke Nanda. Meminta penjelasan dari maksud ini semua.

“Gue yang bilang lo jualan narkoba.” Dahi Mario berkerut.

“Gue yang fitnah lo. Harien tau karna habis ngancem admin base.”

“Kenapa?” Tanya Mario masih tidak percaya.

“Mikir sendiri.” Setelah dua kata itu terucap, Nanda pergi menjauh dari Harien dan Mario. Tatapannya masih terlihat tidak suka dengan kehadiran Mario.

“Obatin luka lo, Nalanda.” Kata Mario tidak lupa.