Candaan Mario dengan yang lain terhenti saat Kristal menyenggol lengannya, “Woi, Mar. Harien tuh,” Mario menolehkan pandangannya menatap arah tatapan Kristal.
“Lo duduk sono, Tal,” Ujar Mario mengusir Kristal.
“Sialan,” Mau tidak mau Kristal menjauh darinya. Duduk di samping Gilang yang sedang fokus dengan game di ponselnya.
Harien dengan wajah penuh luka langsung duduk di samping Mario. Wajah lukanya terlihat masam. Batinnya sudah lelah dengan kemauan Mario yang ingin menciumnya. Mereka memang sudah sering melakukan pergaulan bebas itu, tapi tetap saja terlalu canggung untuk melakukannya lagi.
“Udah diobatin lukanya?”
“Belum,”
“Kok belum?”
“Enggak bisa obatin,”
Mario mengubah posisi duduknya menjadi serong kiri agar bisa melihat wajah Harien sepenuhnya, “Mau gue obatin?”
“Emang lo bisa?” Tanya Harien ragu, tidak meyakinkan untuk Mario yang bisa mengobati luka orang.
“Pake bibir, mau?”
Jangan pake tanya, Mario sialan. Jelas gue mau. “Enggak!”
“Tapi gue mau,”
Mario menangkup wajah kecil milik Harien. Mencium pelan luka-luka yang telah dibuatnya tadi. Mengecup luka itu dengan lembut agar sang pemilik luka terasa nyaman.
Tangan Harien menahan dada Mario agar cowok itu memberhentikan kegiatannya. Ini masih di tempat umum. Harien malu.
“Bang ...” Panggil Harien pelan.
“Hm?” Sahutnya dengan suara berat.
“Udah, anjing. Gue malu diliat temen-temen lo,”
“Ya, udah. Kalau gitu biasakan mulai sekarang. Nanti kita sering ciuman di tempat umum kayak gini,”
Kecupan Mario perlahan menjalar ke bibir Harien. Melumat bibir tebal itu seperti ingin memakannya. Dengan terpaksa Harien membalasnya. Melumat balik bibir tipis Mario.
Mario menciumnya dengan tangan yang mulai berjalan ke arah lain. Mario semakin dalam menciumnya, bertarung lidah seakan ia memberitahu Harien jika ini semua miliknya.
Harien memejamkan matanya. Bibir mereka bertabrakan.
Mario melepas lumatan mereka, tersenyum tipis saat melihat wajah merah Harien.
“Lo pencium yang handal, Harien.”
Harien menatap Mario. Tidak berbicara apapun. Hanya menatap wajah tampan dengan bibir basah itu.
“Kalau kegiatan ini kesalahan, gue siap jadi pendosa,” Ujar Mario.