“Mau ngapain ke sini?”

Cara bicara Harien berbeda dari yang dulu. Raja dapat menyadarinya.

“Gue mau minta maaf sama lo, Har,” Ujar Raja langsung tanpa memerlukan basa basi lagi yang dapat ia tebak akan membuat Harien semakin muak dengan dirinya.

“Gue udah maafin lo dari dulu, Ja. Tapi gue masih marah sama lo, gue kecewa sama lo yang nyakitin gue pake cara begitu.”

“Maaf,”

Harien menghela nafas kasar, berusaha menetralkan emosinya. “Kenapa dulu lo ngejual gue?”

Raja diam, tidak berani menjawab. Bahkan menengadahkan kepala untuk menatap lawan bicara saja ia tidak mampu.

“Jawab, anjing. Kenapa lo jual gue ke kakel kita dulu? Lo pacaran sama gue cuma karna uang kan?”

“Enggak, bangsat. Gue beneran sayang sama lo, Har.” Raja berseru sedikit membentak Harien. “Lo gue jual karna nyawa nyokap gue ada di tangan mereka. Mereka bilang kalo gue enggak serahin lo ke tangan mereka, biaya perawatan nyokap dilepas.”

Raja melampiaskan rasa amarah pada rambutnya yang semula rapi tertata sekarang sudah teracak tidak berbentuk.

“Gue bisa bantu lo, Raja. Lo enggak perlu jual diri gue ke mereka. Lo masih punya gue.”

“Gue malu. Gue selalu kepikiran orang-orang yang ngomongin gue miskin, raja si enggak punya uang. Selama di samping lo, gue direndahin sama mereka. Gue malu, Har.”

“Lo bisa ceritain itu semua ke gue. Lagian ngapain lo dengerin mereka. Lo masih punya gue, lo enggak perlu malu berdiri di samping gue.”

“Maaf,”

atmosfer yang tadinya terasa mencekam kembali normal. Mereka berdua bersama melarutkan rasa emosi yang membara. Suara sahut-sahutan yang menegangkan tadi sudah diganti dengan lirihan lemah Raja yang meminta pelukan pada Harien.

Harien menerimanya. Harien memeluk Raja. Memeluk cowok itu dengan erat. Ia tau ini bukan sepenuhnya salah Raja. Raja di ambang pilihan yang membuat ia bingung untuk memilih.

Kepala Raja terjatuh di pundak Harien. Dan Harien mengelus kepala belakang Raja dengan lembut. Gumaman kata maaf terus dituturkan oleh Raja dengan suara pelannya.

“Gue udah maafin lo, Ja. Tapi tetep, Mario tetep jadi pengganti lo.”

Pelukan semakin mengerat.